Pada awalnya mungkin Aku tak mengerti akan jurusan apa
yang akan Aku ambil saat itu. Saat dimana aku dihadapkan dengan selembaran
kertas formulir pendaftaran yang hanya tinggal tersedia dua jurusan saja
“Kesehatan Lingkungan dan Teknik Gigi” hanya dua jurusan itu yang bisa ku
pilih. Dan entah mengapa Aku menaruh pilhan pertama itu adalah jurusan
“Kesehatan Lingkungan” lalu yang kedua adalah baru jurusan “Teknik Gigi”. Yap,
itulah aku adanya saat memilih jurusan saat setelah lulus SMA tahun lalu,
bingung dan belum tau arah untuk tujuan setelah lulus SMA saat itu. Dan
akhirnya jadilah aku kini seorang mahasiswi jurusan kesehatan lingkungan
disalah satu poltekkes di Jakarta.
Semakin menikmati ...
Awalnya memang aku tak mengerti ilmu-ilmu baru yang
kudapat saat di kelas itu mengenai apa? Terus apa manfaatnya bagi ku untuk
nantinya? Namun, seiring berjalan nya waktu, aku semakin mengerti akan ilmu
dari jurusan yang ku pilih ini. yap, ku rasa kala itu aku tak salah memilih
jurusan. Benar, tenyata jurusan ku kini adalah jurusan yang sangat mumpuni
menurutku untuk menjadi bekal memperbaiki kondisi lingkungan hidup dalam bumi
ini. dengan semakin menikmati kuliah ini malah semakin membuat ku kehausan akan
ilmu mengenai lingkungan hidup, kesehatan lingkungan, dan paradigma kesehatan
dalam masyarakat Indonesia ini. Karena kesehatan lingkungan sangatlah amat luas
untuk dibahas dan dijadikan bahan evaluasi untuk kita semua yang merasa manusia.
Mengapa kalimatnya yang merasa manusia? Ya, karena menurutku hanya manusia lah
yang sering membuat kerusakan dalam bumi ini, yang kurang peduli akan kesehatan
lingkungan sekitarnya. Tapi mungkin saja makhluk hidup lainnya selain manusia
yang sering membuat kerusakan? Mungkin saja memang, namun bagi ku itu kecil
kemungkinan bahwa makhluk hidup selain manusia itu yang membuat kerusakan
dibumi ini. Dengan begitu masih adakah alasan untuk mengelak bahwa bukan
manusia yang menjadi penyebab utama rusaknya lingkungan hidup disekitar dirinya
sendiri? rusaknya segala apa yang ada dibumi ini? dan sebenarnya jika dilihat
dengan seksama yang menyebabkan banjir di Jakarta di awal tahun baru ini bukan
lah karna hujan semata, melainkan kebanyakan karena akibat ulah tangan-tangan
manusia itu sendiri yang mengundang banjir untuk menyapa Jakarta.
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia ..." (QS. Ar Ruum : 41)
salah satu foto yg aku ambil saat menyusuri wilayah yg terkena banjir kemarin |
Dan bukankah hujan merupakan rahmat serta berkah dari
Allah, Sang Maha Pencipta Bumi ini? dan bahkan hujan menandakan bahwa Allah
tengah berbaik hati dengan Jakarta. Memberikan waktu yang panjang bagi kita
untuk banyak berdoa lalu diijabah oleh-Nya. Bukankah Rasulullah telah bersabda,
bahwa salah satu waktu doa yang tak tertolak ketika hujan turun?
Dan hujan memang tak selalu romantis, tapi bagiku
tetap hujan adalah inspirasi tak terbatas dalam ruang dimensi pikirku :D
*abaikan hehe
Terkadang, manusia sering lupa
dengan melakukan kebiasaan yang membuat lingkungan hidup ini menjadi tidak
bersahabat lagi dengan manusia nya. Membuang sampah diselokan-selokan, membuang
sampah ke sungai ataupun kali, membuang sampah tidak pada tempatnya yang sudah
menjadi otomatis dalam jiwa untuk selalu dikerjakan, padahal itu adalah merupakan
kebiasaan yang sangat tidak tepat untuk menjaga lingkungan hidup ini. dengan
tanpa sengaja ataupun disengaja tangan-tangan ini refleks membuat kerusakan
pada lingkungan hidup kita. ya, karena itu sudah menjadi habits dalam diri
masyarakat saat ini.
Padahal jika kita teliti, dan mau
mengambil kesempatan yang ada didepan mata, sampah itu tidak harus dibuang dan
jikapun tertumpuk kita dapat menciptakan kesempatan itu untuk memanfaatkan
sampah dengan melakukan daur ulang dan menjadi sebuah kegiatan yang produktif
serta menghasilkan daya jual untuk menambah jumlah lapangan pekerjaan yang
masih minim di negeri tercinta ini. sampah bisa dibilang juga adalah pembawa
sumber rezeki dan petaka. Rezeki bagi yang mau memanfaatkan nya dengan baik,
dan petaka bagi mereka yang tidak bisa menjaga, mengolah, serta membuangnya
dengan sembarangan. Lebih baik mana, sumber rezeki ataukah sumber petaka?
Jika, aku mendengarkan cerita-cerita
zaman dahulu itu rasanya senang dan bahagia sekali karna masih dapat merasakan
bersihnya air yang mengalir dari sungai. Namun, nampaknya ini sangatlah
bertolak belakang dengan kenyataan didepan mataku kini, yang sudah tidak bisa
lagi merasakan segarnya air bersih dari air sungai yang mengalir itu. Aaaah
sungguh, aku rindu akan masa-masa kecil kedua orangtuaku saat itu, masa dimana
mereka bermain dalam sungai yang didalamnya tidak ada sampah, yang ada hanyalah
ikan-ikan kecil yang lucu yang dapat mereka manfaatkan untuk dibakar lalu
disantap dipinggiran sungai.
Namun, bagiku semua harapan yang
terkumpul jadi satu dari banyaknya kepala-kepala manusia yang merindukan
perubahan akan lingkungan ini pasti akan terwujud suatu saat kelak. Dengan
usaha yang terbaik dan maksimal dalam menjalani harapan-harapan akan kembalinya
fungsi awal lingkungan hidup pada masa anak-cucu kita kelak nanti.
Ya, semoga banjir Jakarta ini dapat
memberikan kita ibroh atau hikmah yang menjadi pengingat kita agar selalu
menjaga lingkungan, dan terutama mengubah paradigama akan kesehatan lingkungan
agar lingkungan pun menajdi bersahabat dengan diri kita kembali. Dan jika aku
boleh mengutip dari Dr. Gay Mcpherson “If you really think the environment is
less importent than the economy, try holding your breath while you count your
money”. Dan ternyata Rasulullah pun pernah mengatakan mengenai untuk menjaga
lingkungan. Rasulullah SAW mengatakan : “bersihkanlah pekarangan kamu dan
jangan kamu meniru orang yahudi.” Apabila orang ingin hidup dalam keadaan
sehat, maka tidak cukup sekedar memelihara kebersihan diri, dan keluarga saja,
tetapi haruslah ia hidup dalam suasana dan lingkungan yang bersih.”
Dan sampai pada kalimat ini, begitulah hidup mengajarkan aku tentang harus saling
menjaga antara makhluk yang hidup dengan lingkungan sekitarnya agar nantinya
dapat berkesinambungan. Karna hidup memang harus berkesinambungan. Dan semoga
kelak nanti aku benar-benar bisa mengaplikasikan ilmu yang kudapat dari jurusan
ku saat ini. Dan ternyata setelah ku buka mata ini dengan lebar pekerjaan rumah
ku sebagai mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan sangatlah banyak dan sudah
menunggu untuk segera diobati oleh pikiran, tenaga, serta hati ini :D
Komentar
Posting Komentar