Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Bapak :)

             Indahnya rembulan, dinginnya malam, dan nyanyian angin semilir yang bergantian menjadi saksi bisu akan kehangatan keluarga sederhana yang ku miliki ini. Selepas maghrib adalah momen yang terlalu indah untuk dilewatkan. Karena memang momen ini yang menjadi kenangan disaat kaki ini melangkah meraih asa. Aku dilahirkan dalam keluarga yang cukup sederhana, dari rahim seorang ibu yang memiliki suami yang luar biasa hebat peranannya dalam keluarga. Anak-anaknya biasa memanggilnya dengan sebutan sayang yaitu Bapak. Ialah bapak yang setia menemani istrinya disaat melahirkan anaknya untuk memastikan bahwa istri dan anaknya yang akan menghiasi dunia ini baik-baik saja. Ialah bapak yang tak pernah lelah untuk mencari nafkah menjalankan kewajibannya untuk keluarganya, Ialah bapak yang hebat dalam peranannya, Ialah Bapak yang tak ada tandingannya dengan para ayah-ayah yang lainnya. Bapak adalah seorang wirausaha (ya, lebih sering dipanggil pedagang) disalah satu pasar di IBU

Pemimpin dan Doa

“Ada orang-orang yang kita benci, sementara mereka berjuang keras untuk kebaikan kita. Kita menilai lalu menghakimi, sementara mereka mencintai lalu bekerja keras. Kita cemooh mereka, membuat sedikit pedih hati mereka, tetapi toh mereka tetap berjuang demi kebaikan kita. Saya sedang bicara tentang sebagian pemimpin kita yang baik, yang sering tak kita ketahui kerja-kerja mereka, namun stigma “Tak ada pemimpin yang baik di negeri ini” telah begitu kuat menancap. Saya tidak tahu siapa saja mereka, tetapi saya bertanya-tanya, bagaimana jika ada satu-dua yang demikian? Bagaimana jika yang selalu saya cemooh begitu mencintai saya namun tak sempat terungkap, upaya kerasnya tak mampu saya lihat, dan buah kerjanya tak pernah saya syukuri? Bagaimana jika kita tukar cemoohan kita dengan doa-doa kebaikan untuk mereka dan untuk negeri ini? Mengeluarkan energi yang kira-kira sama namun lebih produktif. Kalaupun yang kita doakan bukan pemimpin yang baik, jika doa kita adalah doa kebaikan, Al

Tentang Ibu

Lirik Lagu Ibu – Ost Film Hafalan Shalat Delisa Lembut kukenang, kasihmu ibu di dalam hati ku kini menanggung rindu kau tabur kasih seumur masa bergetar syahdu, ooh di dalam nadiku 9 bulan ku dalam rahimmu bersusah payah, oh ibu jaga diriku sakit dan lelah tak kau hiraukan demi diriku, oh ibu buah hatimu tiada ku mampu, membalas jasamu hanyalah do’a oh di setiap waktu oh ibu tak henti kuharapkan do’amu (2x) mengalir di setiap nafasku (2x) ibuuuuuuuuuuuuuu……….. (3x) Lembut kukenang, kasihmu ibu di dalam hati ku kini menanggung rindu engkau tabur kasih seumur masa bergetar syahdu oh di dalam nadiku indah bercanda denganmu ibu di dalam hati ku kini slalu merindu sakit dan lelah tak kau hiraukan demi diriku, oh ibu buah hatimu tiada ku mampu, membalas jasamu hanyalah doa oh di setiap waktu oh ibu tak henti kuharapkan doamu (2x) mengalir di setiap nafasku (2x ibuuuuuuuuuu…….. (3x) “Allahummaghfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabba

Gedung Impian

Kursi panjang cokelat Diam tak bergerak sedikit pun Hanya terdengar dari kejauhan bisingan suara sekitar Langit cerah yang tengah bersahabat Menjadi saksiku duduk di kursi panjang cokelat Angin semilir bergantian Jilbab panjang yang menjuntai panjang nan lebar Menjadi beterbangan kian kemari karena semilir angin bergantian Menghadap gedung impian Berharap menjadi kenyataan dimasa depan Angin oh angin Bawalah mimpi dan asaku kepada gedung itu Bisikan padanya bahwa aku akan menaruh impian disana Gedung yang tak bergeming akan tatapanku Sambutlah aku dimasa depan dengan rajutan titik-titik mimpi ini Angin ... Apakah kau telah mengabarkan pada gedung itu? Apakah kau telah membawa kabar gembira untukku dari gedung itu? Duhai Angin, Jangan kau biarkan mimpi dan asaku ini kau bawa Pergi jauh hingga tak tau arah akhirnya Bawalah rajutan titik-titik mimpiku ini hanya tepat pada gedung itu Ku harap Sang Maha Pencipta dirimu Mengarahkan

Ekstase Mi'raj

Oleh : Salmi A Fillah Sekiranya ku menjadi Muhammad Takkan sudi ku beranjak ke bumi Setelah sampai di dekat ’Arsyi -’Abdul Quddus,  Sufi Ganggoh - Buraq namanya. Maka ia serupa  barq , kilat yang melesat dengan kecepatan cahaya. Malam itu diiring Jibril, dibawanya seorang Rasul mulia ke Masjidil Aqsha. Khadijah, isteri setia, lambang cinta penuh pengorbanan itu telah tiada. Demikian juga Abu Thalib, sang pelindung yang penuh kasih meski tetap enggan beriman. Ia sudah meninggal. Rasul itu berduka. Ia merasa sebatang kara. Ia merasa sendiri menghadapi gelombang pendustaan, penyiksaan, dan penentangan terhadap seruan sucinya yang kian meningkat seiring bergantinya hari. Ia merasa sepi. Maka Allah hendak menguatkannya. Allah memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda kuasaNya.Buraq namanya. Ia diikat di pintu Masjid Al Aqsha ketika seluruh Nabi dan Rasul berhimpun di sana. Mereka shalat. Danpenumpangnya itu kini mengimami mereka semua. Tetapi dari sini Sang Nabi beran