Langsung ke konten utama

Bapak :)


       
     Indahnya rembulan, dinginnya malam, dan nyanyian angin semilir yang bergantian menjadi saksi bisu akan kehangatan keluarga sederhana yang ku miliki ini. Selepas maghrib adalah momen yang terlalu indah untuk dilewatkan. Karena memang momen ini yang menjadi kenangan disaat kaki ini melangkah meraih asa. Aku dilahirkan dalam keluarga yang cukup sederhana, dari rahim seorang ibu yang memiliki suami yang luar biasa hebat peranannya dalam keluarga. Anak-anaknya biasa memanggilnya dengan sebutan sayang yaitu Bapak.

Ialah bapak yang setia menemani istrinya disaat melahirkan anaknya untuk memastikan bahwa istri dan anaknya yang akan menghiasi dunia ini baik-baik saja. Ialah bapak yang tak pernah lelah untuk mencari nafkah menjalankan kewajibannya untuk keluarganya, Ialah bapak yang hebat dalam peranannya, Ialah Bapak yang tak ada tandingannya dengan para ayah-ayah yang lainnya. Bapak adalah seorang wirausaha (ya, lebih sering dipanggil pedagang) disalah satu pasar di IBU KOTA ini. Bapak memang bukan seorang presiden di negeri ini, tapi bagiku bapakku adalah presiden di keluarga serta di hatiku ini dan bapak memang bukanlah seorang aktor yang terkenal, namun bagiku cukuplah bapakku yang kumiliki yang menjadi aktor dalam hatiku.

Teringat suatu perbincangan ringan dengannya. “Pak, cita-citaku ingin menjadi menteri kesehatan. Boleh engga?” tanyaku pada bapak. “apapun cita-cita anak-anak bapak, yang terpenting adalah dapat bermanfaat untuk banyak orang lain dengan cita-citanya itu.” jawabnya dengan tenang.

Ibu dan bapak bekerja saat malam hari hingga pagi hari menjelang. Ya, karena memang pasar yang di tempati untuk berdagangnya ini melakukan aktivitasnya saat malam hari hingga pagi hari. Inilah yang menjadi salah satu sebab beruntungnya diriku dibandingkan dengan teman-temanku yang lainnya. Karena orangtuaku mempunyai waktu cukup banyak untuk anak-anaknya.

“Pak, kalo jualan di pasar saat hujan datang itu gimana?” tanya adikku, “Itu sudah biasa bagi Bapak dan Ibu. Karena untuk anak-anaknya.”

Ketika lelah menyapa diriku saat harus pergi-pulang kuliah, rapat sana-sini, pulang malam karena macet yang tak tertahankan, praktek yang cukup menguras pikiran, ketika itulah wajah bapak terngiang dalam pelupuk mata ini. teringat akan kerjanya, nasehatnya yang diberikan untuk anak-anaknya.

Kini rambut bapak telah berangsur memutih, menandakan bahwa usianya tidak lagi muda. Tubuhnya juga sudah tidak seperti difoto kenangan masa kecilku lagi, dan kini bapak sudah memasuki usia kepala lima.

Duhai Robbku, ku titipkan bapak dan ibu ku kepada-Mu. Karena Engkau sebaik-baik penjaga.
Duhai Robbku, sayangilah dan kasihanilah mereka sebagai mana mereka menyayangiku dikala kecil.

Bapak, Ibu doakan anakmu ini yang masih berjuang, berjalan dalam rangkaian titik mimpi yang masih panjang.  Untuk mewujudkan mimpi serta asa untuk diri, negeri serta agama ini dan terlebih untuk bapak dan ibu tersayang.

Sungguh dalam darah di tubuhku masih mengalir cinta dari kalian berdua Bu, Pak :)

T-E-R-I-M-A-K-A-S-I-H  atas segalanya yang telah kau berikan padaku, Pak. Tak ada kalimat yang lebih indah selain “Uhibbukum Fillah” :)

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...

Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini

Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar

meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita

Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar

Kau tetap setia

#Ebiet G Ade-Titip Rindu Buat Ayah

Jakarta, 25 Juni 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Sehati Supercamp"

Sehati Supercamp "Cintai Dirimu Sewajarnya" Bismillah wal hamdulillah, segala puji hanya untuk Allah yang telah memberikan segala nikmat pada ku, Nikmat Iman, Islam, Sehat dan Nikmat dapat merasakan ibadah kepada Allah, serta nikmat keistiqomahan di jalan ini. Sholawat serta salam ku haturkan untuk Qudduwah sejati Rasulullah SAW, semoga aku, kamu dan kita semua mendapatkan syafa'atnya diakhirat kelak. Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimush shalihaat, tak henti-henti nya rasa syukur atas nikmat dari Allah yang telah memperjalankan diri ini untuk mengikuti kegiatan "Sehati Supercamp" yang diselenggarakan oleh Masjid Darrut Tauhid Jakarta. Masya Allah, Maha Baik Allah Dengan Segala Rencana-Nya yang indah 🫶🏻 Alhamdulillah Allah izinkan diri ini untuk mengikuti kegiatan "Sehati Supercamp" di Kampung Ulin Camping Ground, Cisarua Bogor pada Hari Sabtu - Ahad , 22 - 23 Juli 2023 lalu. Bersyukur pada Allah karena dipertemukan dengan saudara- saudara b

Gerakan Cinta Almamater? Penting kah?

“pengumuman, teman-teman hari ini jam 4 sore jangan pada pulang dulu karena akan ada sosialisasi mengenai “Gerakan Cinta Almamater” untuk tanggal 11 Maret dari BEMJ Kesehatan Lingkungan dan BEM Poltekkes Kemenkes Jkt 2, diharapkan partisipasinya. Terima kasih” (pemberitahuan dari salah seorang teman yang juga pengurus BEM-J dari kelas saya) Ya, tepat hari Kamis, 7 Maret 2013 pukul 16.45 akhirnya sosialisasi Gerakan Cinta Almamater dibuka oleh moderator setelah menunggu lama karena menurut pemberitahuan tadi pukul 16.00 akan dibuka forum ini, namun nyatanya forum ini masih dengan tradisi Indonesia yaitu ngaret. Okey, never mind.. Moderator akhirnya membuka forum ini diawali dengan membacakan susunan acara dari awal hingga akhir. Dan dari susunan acara itu terdapat penjelasan power point mengenai tujuan dan maksud untuk mengadakan “Gerakan Cinta Almamater” ini, serta ada sesi diskusi, tanya jawab, dan pemberitahuan mengenai sanksi dan hukuman untuk yang melanggar peraturan y

Sepucuk Surat Cinta dari Ukhti ku

Bismillah ...  Assalamu’alaykum Ukhti Wida ... “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”  (QS. Al-Hujarat : 10) Iya, kita adalah saudara. Saudara yang diikatkan iman kepada Allah, ukhti ... “Persaudaraan adalah mukjizat, wadah yang saling berikatan dengan Allah persatukan hati-hati berserakan saling bersaudara, saling merendah lagi memahami, saling mencintai, dan saling berlembut hati” (Sayyid Quthb) Sungguh indah sekali ukhuwah itu  Sejak pertama aku bertemu kamu di acara salam hingga menjadi satu halaqoh, menjadi hal yang sangat luar biasa ... Sungguh, atas segala izin-Nya kita dapat mempertahankan ukhuwah ini ... Ukhti, jazakillah khair katsiran atas segala pemberianmu kepadaku, perhatian dan semuanya. Ukhti, afwan jiddan ya jika aku banyak salah. Semoga jilbab ini menemani hari-hari mu, untuk terus berjuang dijalan-Nya