Bismillah, semoga lancar menulis
hingga cerita *edisi rihlah ke Masjid Kubah Mas* nya selesai hehe :D
Jadi halaqoh saya pekan lalu itu
rihlah ke Masjid Kubah Mas, Depok-Jawa Barat. Rihlah ini di inisiasikan oleh Ka
Vera (kalo ndak salah) dan jadi kesepakatan teman-teman yang juga hadir saat
halaqoh sepekan sebelumnya.
Oke, singkat cerita kami janjian
untuk pergi ke sana hari ahad jam 8 pagi di pasar rebo. Dan seperti biasa, yang
sampai pertama duluan adalah kakak tercinta kami, Ka Mawaddah. Lalu disusul
dengan Nadia, Saya dan setelah beberapa lama menunggu barulah tiba ka Widi dan
Ka Peni. Umi dan Ka Vera ndak bisa ikutan liqo karena ada uzur syar’i Insya
Allah. dan Ka Putri juga ndak bisa ikutan karna sedang nanjak ke Gunung
Pangrangau. Huuueeenaknya -_-
Setelah ngumpul semua, berangkatlah
kami dengan menaiki angkot 19 jurusan kp.rambutan-terminal Depok. Dan sampai
diterminal Depok, kami lanjut dengan angkot 03 biru, kalo ndak salah jurusan
parung bingung deh. Eh atau apa ya? lupa -_-
nah setelah sampai , kami turun dari angkot 03 lalu lanjut naik angkot 102 dan turun di depan Masjid Kubah Mas nya. *akhirnya sampai juga di sana*
nah setelah sampai , kami turun dari angkot 03 lalu lanjut naik angkot 102 dan turun di depan Masjid Kubah Mas nya. *akhirnya sampai juga di sana*
Setelah sampai di sana, kami mencari
tempat yang nyaman untuk tempat halaqoh kami. Dan dapatlah kami disudut tempat
lorong Masjid ini.
Setelah menemukan tempat yang
nyaman, mulailah kami liqo. Yang di awali seperti biasa, oleh MC yang kebagian
hari itu adalah Nadia dan Kultum oleh Yunda. Setelah pembukaan dan tilawah
tibalah waktunya untuk Yunda memberikan kultumnya. Kali ini kultum yang
disampaikan oleh Yunda, sungguh sangat membuat iri. Kultumnya membahas mengenai
cerita dari keluarga 10 bintang penghafal Qur’an. Saya rasa sudah pada tahu
dengan kisah ini. kisah suami-istri yang super sibuk namun berhasil dalam
mendidik anak-anaknya yang cerdas dan menjadi penghafal Al-Qur’an. Ya, Ibu
Wirianingsih yang kini menjadi anggota dewan serta suaminya Pak Mutammimul
‘Ula.
Dari kultum tersebut saya mengambil
kesimpulan, bahwa jika ingin menciptakan generasi yang baik maka harus konsisten
akan apa yang dilakukannya pada anak-anaknya kelak serta pasangan kita kelak.
Mendidik dengan cara islami, dan tidak pernah meninggalkan Al-Qur’an di dalam
pengajaran dalam kehidupannya. Dokrin Ibu Wirianingsih dan suami ini pada ke
sepuluh anaknya adalah bahwa jika kita hidup dengan Al-Qur’an, maka Al-Qur’an yang akan membuat kehidupan kita bahagia dunia
dan akhirat. Ibu Wirianingsih ini adalah sosok wanita yang bersahaja. Beliau
dikenal dengan kesibukkannya sebagai anggota dewan dan berbagai organisasi
lainnya, namun keberhasilannya dalam mendidik anak-anaknya ini lah yang membuat
motivasi tersendiri bagi saya. Karna ditengah kesibukkannya, beliau tidak
pernah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai ibu peradaban sekaligus madrasah
bagi anak-anaknya. Huuu irinya saya -____-
Setelah kultum selesai di sampaikan,
selanjutnya adalah sesinya ka Mawaddah mengisi halaqoh kami. Di awal pembukaan
ka Mawaddah, kami di ingatkan kembali dengan muhasabah diri tentang
nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. sudah berbuat kebaikan apa
akan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita? dan lain sebagainya. Nah,
untuk materi kali ini, kami sharing mengenai berbagai hal permasalahan yang ada
dalam kehidupan ini. sempat menyinggung mengenai politik, bermasyarakat, dan
lain sebagainya.
Yang paling saya ingat dari ka
Mawaddah adalah “kita jangan pernah bangga dengan keadaan kita saat ini. karna
kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi nanti. Kita jangan berbangga diri
dengan mengakui diri kita sholeh, karna yang menentukan kesholehan seseorang
adalah nanti ketika akhir hayatnya atau kematian menjemputnya. Karna boleh jadi
saat ini kita sholeh, besok kita tidak sholeh. Dan sebaliknya” sama kalimat
yang ini yang saya sukai “karna serendah-rendahnya tingkatan ukhuwah islamiyah
adalah berkhusnuzon pada saudaranya. Dan lakukanlah tabayyun terlebih dahulu
ketika ada berita yang belum benar faktanya.”
Ada juga pesan Ka Mawaddah yang sering
kali di ucapkannya “Dakwah ini seperti jembatan. Jembatan yang menjadi sarana
untuk umat ini menuju Allah. mau menjadi apapun kita untuk jembatan ini, mau
jadi baut, besi, kerikil atau apapun itu. kita tetap mendapatkan pahala, karna
sudah menjadi bagian dari dakwah ini.”
Dan tidak disangka-sangka kalo liqo
kemarin kami kedatangan seorang saudari baru, teman segrup ODOJ nya Ka Widi
yaitu Mba Dian dan Aliya anaknya. Ka Widi memang janjian untuk ketemuan dengan
Mba Dian karna rumah beliau dekat sekali dengan Kubah Mas. Dan memang benar,
nikmatnya silaturahim adalah memudahkan rezeki datang kepada kita. Mba Dian
membawakan kami nasi box untuk makan siang kami. #Alhamdulillah :D
Setalah berkenalan dengan Mba Dian
serta Aliya anaknya, kami mengetahui bahwa Aliya anaknya yang baru duduk di
kelas empat SD sudah hafal 3 Juz Al-Qur’an, Masya Allah. Iri benar hati ini
heuheu -_-
Dan kami mendapatkan motivasi dari
mba Dian dan Aliya adalah konsisten di dalam keluarga dalam hafalan Qur’annya.
Aliya ini sudah di didik oleh Umi dan Abi nya sejak usia 3,5 tahun. Dan usia TK
Aliya sudah khatam membaca Al-Qur’an, Masya Allah.
Syukur Alhamdulillah liqo kemarin
membuat saya termotivasi untuk selalu berdekat-dekatan dengan Qur’an, berusaha
selalu untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber kehidupan di dunia-akhirat.
Dan setidaknya dengan kultum dan datangnya Mba Dian serta Aliya jadi mempunyai
bekal ilmu untuk menciptakan generasi peradaban bersama suami keturunan saya
kelak dengan pengajaran Islami di dalamnya, yaitu dengan senantiasa menjadikan
Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup kami di dalam keluarga untuk menempuh
perjalanan kehidupan menuju akhirat kelak. Keluarga Qur’an, Keluarga Surga. Aamiin
:)
Allah, Jadikan Al-Qur’an selalu di
dada kami, petunjuk kehidupan dunia untuk menempuh perjalanan ke akhirat kami.
Jadikan selalu Al-Qur’an seindah-indahnya senikmat-nikmatnya bacaan kami Yaa
Robb. Aamiin Allahuma Aamiin...
"Alquran
itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu"
(Hr.Muslim)
"Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya" (Hr.Bukhari)
"Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tdk ada sedikitpun dari AlQuran. ia adalah laksana sebuah rumah yang kosong" (Hr.Tirmidzi)
Dan sepertinya cerita kali ini ingin
saya sudahi dahulu, karna saya menulis cerita ini disela-sela mengerjakan tugas
laporan kuliah saya *bosan dengan laporan, mencoba meluapkannya dengan menulis
cerita* :D
Semoga Manfaat, dan maafkan bila ada
salah ^^
Weww perjalanan rihlah kita yg takan terlupa heheheh love you cz Allah
BalasHapusiya ka, uhibbukum fillah.
Hapussemoga Allah kekalkan ikatan ukhuwah kita sampai syurga-Nya :)