Malam
yang sunyi dari keramaian selalu aku sukai. Kali ini dadaku sesak, entah sakit
apa yang dirasa. Aku juga tak tau. Tapi ini bukan tentang sakit fisik yang
kurasa. Sakit dalam jiwaku (sepertinya) yang kurasa. Beberapa hari ini ada
sesuatu yang mengganjal dalam pikiran dan jiwa. Memikirkan tingkah apa yang
sudah ku perbuat dalam hidup ini. Sampai-sampai dada ini sesak tidak seperti
biasa.
Mata
yang hampir basah aku tahan sebisa mungkin. Kali ini aku harus bisa tidak
melibatkan airmata tangis kesedihan. Sebab ini adalah akibat perbuatanku
semata. Harus berani mempertanggungjawabkannya. Berani berbuat dan harus berani
bertanggungjawab.
Bertanggungjawab
untuk memberanikan diri memaafkan serta meminta maaf. Melapangkan dan
mengikhlaskan setiap apa yang telah diperbuat kepada diri ini. Ada yang tidak
suka dengan diri ini, mungkin akibat dari makar yang pernah ku perbuat yang aku
ketahui ataupun tanpa aku ketahui. Harus terus berani membenahi diri, harus
terus berlaku baik pada siapapun tanpa terkecuali. Sekalipun itu sesuatu yang
membuat diri ini takut tak karuan. Harus mulai memberanikan diri menyentuhnya.
Duhai, Allah.
Aku tak bisa mengeja
Tentang apa yang terjadi dalam diri ini
Jiwa ini terlalu kerdil dalam berbuat
Sampai airmata membasahi pipi
Tentang apa yang terjadi dalam diri ini
Jiwa ini terlalu kerdil dalam berbuat
Sampai airmata membasahi pipi
Berkali-kali menyeka tetap terus mengalir deras
Duhai, Allah.
Jiwa ini kotor
Maka bersihkanlah Dari apa yang membuat-Mu dapat menjauhi diri ini
Maka bersihkanlah Dari apa yang membuat-Mu dapat menjauhi diri ini
Allah, pada-Mu
ada kedamaian.
Ada ketenangan. Jadikanlah Engkau satu-satunya
Yang ku Takuti, yang ku Sembah, yang ku Harapi, yang ku cintai
Ada ketenangan. Jadikanlah Engkau satu-satunya
Yang ku Takuti, yang ku Sembah, yang ku Harapi, yang ku cintai
Allah, jika
airmata tangis ini dapat menyembuhkan luka
yang ada pada dalam jiwa
maka terus hujanilah jiwa ini dengan keikhlasan dan kesabaran
lapangkanlah dada ini dengan karunia iman dari-Mu
selapang dan seluas Syurga-Mu
yang ada pada dalam jiwa
maka terus hujanilah jiwa ini dengan keikhlasan dan kesabaran
lapangkanlah dada ini dengan karunia iman dari-Mu
selapang dan seluas Syurga-Mu
Duhai,
Rabb-ku.
maafkanlah kekerdilan diri ini
maafkan lisan yang seringkali membuat luka dalam hati dilainnya
maafkan jika laku ku belum sesuai dengan yang Rasul-Mu ajarkan
maafkan jika dalam wajah ini seringkali membuat yang lain
teriris dengan hadir kedengkian pada diri ini
maafkanlah kekerdilan diri ini
maafkan lisan yang seringkali membuat luka dalam hati dilainnya
maafkan jika laku ku belum sesuai dengan yang Rasul-Mu ajarkan
maafkan jika dalam wajah ini seringkali membuat yang lain
teriris dengan hadir kedengkian pada diri ini
Sungguh, aku
masih tertatih dalam mencintai-Mu
tuntun aku, Allah menuju jalan yang Kau Ridhai
tuntun aku, Allah menuju jalan yang Kau Ridhai
(NB : untuk
siapapun yang membaca ini, kenal ataupun tidak dengan saya, mohon maaf yaaa atas
setiap laku dan bicara saya hehe :D)
Jakarta, 29
Juli 2015
Komentar
Posting Komentar